membaca afrizal malna

Dhiazwara Yusuf
2 min readFeb 28, 2024

--

membaca afrizal malna, layaknya mendapat kabar duka dari kerabat jauh yang hanya bertemu sekali dua kali dalam setahun. ada perasaan aneh diawal. seperti memiliki tapi enggan untuk mengakui. karna tak ada kedekatan personal yang berkelindan. sampai pada akhirnya bapak atau ibumu mengetuk keningmu dan berkata kalo itu adalah bagian dari kita. begitupula afrizal malna. saya sendiri seolah tergegap ketika pertama kali membaca baitnya. apasih aneh. apasih gajelas. mana rimanya. mana melankolisnya. malna lebih berupaya menjentrehkan relasi personal atas dirinya dalam narasi yang ia bangun. atom atom berupa tumpukan frasa hingga partikel kata berangkat dari akumulasi hubungan batin dan irisan tentang konflik sosial yang bergejolak. akan sulit diawal ketika harus mencerna bait demi bait yang absurd dan tak kohesif. tapi setelah beberapa lembar museum penghancur dokumen (2013), pola yang diusung malna mulai tampak dengan timbulnya twist dan eksploitasi tema yang tak dinyana dapat menyembul dari isi kepala manusia. malna adalah dokumen sekaligus sejarah hidup napas sastra tanah air. pun menurut saya akan sulit mencetak kembali generasi emas sastrawan yang lahir dari rahim orde baru . maka dari itu setidaknya atau paling minimal, adalah transfer literasi atau substansi ideologi yang hadir pada puisi puisi malna, kepada kita; saya anda; adik kakak anda; bapak ibu. agar supaya afrizalian atau gaya afrizal akan terus lestari, begitupula spirit yang mengilhami pribadi pribadi tersebut. kudos afrizal malna. proficiat!

--

--

No responses yet