‘solo kusam

Dhiazwara Yusuf
1 min readNov 22, 2024

--

rumput-rumput balai kota (me)layu di bawah hardik matamu/ kehangatan sepanjang singosaren yang kita kenal dulu, kini telah larut di kerumunan riuh para cengkerama asing/ bebauan petrikor dari aspal kentingan yang kita lalui masih tercatut rapi di baris ingatku/ membawa sebilah gumam dari kantong merah jambu yang kau bagikan di penghujung tahun lalu/

jika jemarimu tak segan tuk menggenggam, mari kita hias kembali tembok lusuh di burjo saudagar kuningan dengan nota-nota bioskop yang kita habiskan dalam kurun tiga bulan/jika jemarimu tak bebal, mari kita bilas kembali bercak noda eskrim kusuma sari di kerah kemeja favoritmu/ dan bila jemarimu terus bergeliat, mari kita catat nada-nada yang tercecer di bebunyian gerigi roda slamet riyadi selama kaupergi/

jangan bilang kau tak kembali/ tagihan janjimu sudah menunggu untuk ditempuh/ niscaya aku yang kan menghampirimu melintasi lautan, menyelami daratan---mengendarai supra yang kukenakan meski tak mecing dengan pashmina coklat yang majestik itu/ perihal arah tujuan, kau tak usah gundah/ itinerari menyusuri gang kecil hingga batas kota, hingga larut tiba sudah kutulis sejak terakhir kali pesanmu kubaca/

meski hanya sejentik waktu garis alismu dapat kulihat lagi/ lebih dari cukup untukku menjaga api di dada untuk tetap menyala/ jaga sehat dan rasanya/ salam/

--

--

No responses yet